KAIDAH KEBAHASAAN TEKS DRAMA UNTUK KELAS 8B (PEMBELAJARAN JUMAT, 27-3-2020)
PEMBELAJARAN HARI JUMAT,
27 MARET 2020
MATERI KAIDAH KEBAHASAAN TEKS DRAMA KELAS 8B
CIRI
KEBAHASAAN TEKS DRAMA
Perhatikan contoh teks drama berikut!
Mereka semua terdiam saling memandang. Sepi
berlangsung beberapa saat.
Ita : “Dengan susah payah Pak Dullah
mengapurinya. Enak saja dicorat-coret begitu. Lagi pula, Prothols itu kan nama
geng. Kita semua bisa dituduh anggota geng itu.”
Tuti : “Ah, kalian ini! Coba kalian pikir, coretan
ini kan bukan kita yang bikin? Kenapa kita cemas? Tenang saja. Aku bawa Bakri
ke halaman belakang karena dia tidak percaya ada coretan ini. Itu saja.
Celakanya, Bakri malah menuduh Nyoman yang membuatnya. Sialan! Lalu kenapa
ikut-ikutan kemari. Ngapain? (melotot ke Ita dan temannya) aku mau ke depan.”
(berjalan)
Bakri : “Tuti, kemana kamu? Tunggu dulu! Ini gawat.
Selain Muhdom dihukum. Kita semua bisa ditahan di sekolah sampai biang keladi
coretan itu ditangkap.”
Tuti : “ Terus, kita semua ini mau kamu suruh apa?
Sebentar waktu istirahat berakhir.”
Bakri : “ Baik, kalian tunggu di sini. Aku akan
nyeret Tajir kemari, aku yakin dia pelakunya. Kalau ada bel masuk, jangan masuk
dulu. Biar aku yang menanggung jika Pak Guru marah.” (lari keluar)
Tuti : “ Aku benci cara-cara begini (menendang
kerikil). Apa sih susahnya kita bilang nggak tahu kalau nanti Pak Guru bertanya
soal coretan ini? Lagaknya kayak paahlawan. Dengar itu.. bel berbunyi. Aku mau
masuk kelas. Ini pelajaran terakhir.
Sebagaimana yang tampak pada contoh naskah drama di
atas, maka dapat kita simpulkan bahwa kaidah kebahasaan teks drama adalah:
1.
Kalimat-kalimat yang tersaji dalam
teks drama hampir semua berupa dialog atau tuturan langsung para tokohnya.
Dengan kata lain, dialog dalam teks drama berupa kalimat langsung yang
penulisannya diapit oleh dua tanda petik.
2.
Menggunakan kata ganti orang ketiga
pada bagian prolog atau epilognya.
Karena pelaku dalam drama lebih dari satu, kata ganti yang lazim digunakan
adalah mereka.
3.
Kata ganti yang digunakan dalam
dialog adalah kata ganti orang pertama dan kedua (aku, saya, kami, kita, kamu)
4.
Menggunakan kata sapaan (anak-anak,
Ibu, Bapak,Kakek, dll)
5.
Menggunakan bahasa ragam santai.
Jadi, muncul kata-kata tidak baku
6.
Menggunakan kalimat seru, pertanyaan,
ajakan, perintah, dll.
7.
Banyak menggunakan kata yang
menyatakan urutan waktu (konjungsi temporal), seperti; sebelum, sekarang,
setelah itu, mula-mula, kemudian, dll.
8.
Menggunakan kata kerja yang
menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi. Seperti: menyuruh, menobatkan,
menyingkirkan, menghadap, beristirahat.
9.
Menggunakan kata kerja yang menyatakan
sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh, seperti: merasakan,
menginginkan, mengharapkan, mendambakan, dan mengalami.
1. Menggunakan kata sifat untuk
menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana, seperti ramai, bersih, baik, gagah,
dan kuat.
KALIMAT TANYA
Kalimat tanya sering dijumpai dalam teks drama.
Kalimat tanya adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang.
Kalimat tanya digunakan untuk mengetahui barang, orang, waktu, tempat, cara,
dan yang lainnya.
Macam-macam kalimat tanya:
1.
Kalimat tanya yang hanya memerlukan
jawaban ya atau tidak.
Kalimat tanya jenis ini digunakan
untuk mengklarifikasi atau meminta kepastian.
Contoh:
Jadi, betul para petani di sini gagal
panen?
2.
Kalimat tanya yang tidak memerlukan
jawaban (pertanyaan retoris)
Contoh:
Petani mana yang tidak ingin untung
dari usahanya?
3.
Kalimat tanya yang memiliki tujuan
selain bertanya.
Kalimat ini sesungguhnya berisikan
suruhan, permintaan, ajakan, rayuan, sindiran, dan sanggahan.
Contoh:
Kamu mau kan bekerja di kebun saya?
(ajakan)
Nah, mudah kan belajar bahasa Indonesia. Selanjutnya,
untuk mengukur kemampuan pemahaman terhadap materi kaidah kebahasaan teks drama, silakan
buka geschool LATIHAN KAIDAH KEBAHASAAN
TEKS DRAMA. Ada sepuluh soal yang harus
dikerjakan.. Tetap semangat…..
Komentar
Posting Komentar