MENULIS NASKAH DRAMA DARI SEBUAH CERPEN KELAS 8B (PEMBELAJARAN JUMAT, 3 APRIL 2020)
MATERI KELAS 8B JUMAT, 3 APRIL 2020
PEMENTASAN DAN PEMBUATAN NASKAH DRAMA
Setelah kita menulis naskan drama, belum sempurna jika naskah drama tersebut tidak dipentaskan. Oleh karena itu, berikut adalah langkah-langkah pementasan drama.
Langkah-langkah pementasan drama:
1. Melakukan pembedahan secara bersama-sama terhadap isi naskah yang akan dipentaskan. Hal ini dimaksudkan agar semua calon pemain memahami isi naskah drama.
2. Reading, calon pemain membaca keseluruhan naskah sehingga dapat mengenal masing-masing peran.
3. Casting, melakukan pemilihan peran. Tujuannya agar peran yang akan dimainkan sesuai dengan kemampuan akting pemain.
4. Mendalami peran yang akan dimainkan. Hal ini bisa dilakukan dengan mengadakan pengamatan di lapangan terhadap peran yang akan dimainkan.
5. Blocking, maksudnya sutradara mengatur teknis pentas, yakni dengan cara mengarahkan dan mengatur pemain.
6. Running, pemain menjalani latihan secara lengkap mulai dari dialog sampai pengaturan pentas.
7. Gladi resik/latihan terakhir sebelum pentas, maksudnya semua pemain bermain dari awal sampai akhir tanpa ada kesalahan.
8. Pementasan, maksudnya semua pemain sudah siap dengan kostumnya. Dekorasi panggung pun sudah dipersiapkan.
Karena situasi dan kondisi saat ini tidak memungkinkan untuk belajar mementaskan drama, maka tugas pada pertemuan kali ini adalah kalian diminta untuk membuat teks drama. Namun, perhatikan penjelasan terkait tugas yang akan kalian kerjakan bahwa seperti yang sudah dibahas pada pertemuan sebelumnya, menulis teks drama dapat dilakukan dengan:
1. Berasal dari karya yang sudah ada, misalnya membuat teks drama dari sebuah cerpen, dongeng, atau fabel ( Kancil dan Buaya, Timun Mas, dll)
2. Berasal dari orisinalitas ide, maksudnya membuat teks drama berdasar imajinasi atau pengalaman sendiri.
C Contoh:
a. Kutipan teks cerpen
Ayu dan Siska adalah dua orang sahabat. Kemana pun mereka selalu berdua. Suatu hari mereka berjalan-jalan sampai lupa waktu hingga tak terasa sampai pukul sembilan malam. Megetahui hal itu, Ayu sudah mulai gelisah dan mengajak Siska untuk segera pulang karena Ayu merasa perempuan tidak sepantasnya pulang malam-malam dan juga merasa tidak enak dengan tetangga. Berbeda dengan ayu yang sudah gelisah, Siska tetap tenang-tenang saja.
b. Naskah drama yang sesuai
Ayu
|
:
|
“Sudah malam lho, Sis, kita harus cepat pulang!”
|
Siska
|
:
|
“Sudahlah, Yu, tenang saja toh ini baru jam sembilan lebih sedikit. Jalanan masih ramai.”
|
Ayu
|
:
|
“Ih, sudah malam begini kok tenang. Kita perempuan, masak pulang sampai larut malam. Tidak enak kan dengan tetangga.”
|
Siska
|
:
|
“Sudah, nanti saya antar kamu.” (dengan sikap tenang)
|
TUGAS
- Ubahlah dua teks cerpen berikut menjadi sebuah teks drama!
- Perhatikan struktur teks drama, dialog, dan petunjuk lakuannya!
- Kerjakan di selembar kertas atau diketik, beri nama dan kirim via WA
- Pengumpulan tugas terakhir hari Senin, 6 April 2020
Cerpen 1: Sahabat
Aku Virda, aku beruntung mempunyai sahabat yang selalu ada untukku, kami melewati suka duka bersama. Suatu ketika aku dan sahabatku bertengkar karena masalah yang kuanggap sepele, semua itu baru kusadari bahwa sahabatku sangat penting bagiku.
Suatu hari aku pergi ke mall bersama sahabatku. barang belanjaanku sangat banyak.
“Vir, tolong pegang belajaan ku ini ya, soalnya berat banget” Kataku.
“Iya sini aku bantu bawa belanjaannya, takut kamu keberatan” Katanya.
“Siap, kamu memang sahabatku yang paling pengertian” Jawabku.
“Haha iyalah sesama sahabat memang seharusnya saling membantu” Jawabnya sambil tersenyum. Sembari berpelukan.
“Kamu lapar ngga?” Tanyanya
“Lapar si, mulai keruyukan nih perut” Jawabku.
“Makan yuk! sekarang aku yang traktir, aku juga lapar” Sambil menatapku dengan lemas.
“Hmm ya sudah ayoo” Jawabku.
Lalu sampailah kami di warung seberang mall.
“Kamu mau pesan apa vir?” Tanyanya.
“Aku ngikut kamu deh” Jawabku.
“Hmm oke deh” Jawabnya.
Beberapa menit kemudian kami selesai makan dan mulai berkendara untuk pulang.
“Eh.. kayaknya ada yang ketinggalan deh, tapi apa ya?” Tanyanya dengan muka yang heran.
“Hmm apa ya?” Aku membantu berpikir.
“Oh iya belanjaanku mana? Celetukku.
“Ya ampun.. oh iya aku lupa, ketinggalan di warung tempat kita makan tadi” Jawabnya dengan rasa bersalah
“Apa? Ketinggalan? Yang bener aja, kita kan udah jauh dari warung tempat kita makan tadi” Jawabku dengan kesal.
“Duh, maaf banget ya vir, aku benar-benar lupa” Jawabnya dengan berkeringat.
“Apa? minta maaf? kamu pikir dengan minta maaf bisa membuat barangku kembali dan masalah selesai? Enggak kan? Seenaknya aja kamu minta maaf” Jawabku dengan kesal, lalu tanpa basa basi aku pergi meninggalkannya.
Keesokan hari, dia datang membawa belanjaanku dan meminta maaf karena kejadian kemarin, tetapi aku tetap menghiraukan nya. Maka setelah beberapa lama lama, aku sadar bahwa hal yang aku lakukan adalah sebuah kesalahan, dan aku tersadar betapa egoisnya diriku. Akupun meminta maaf.
Cerpen 2: Baik Luar Dalam
Di suatu siang yang cerah, dua orang gadis bernama Rara dan Tina tengah mengerjakan tugas sekolah di rumah Rara. Mereka mengerjakan dengan serius dan suasana nampak hening. Kemudian, seorang perempuan yang tidak lain adalah teman mereka berdua bernama Sinta. Namun, Rara seolah tidak mempedulikan kehadiran Sinta tersebut.
“Ra, itu di depan ada Sinta sedang nyariin kamu. Buruan kamu temui dia. Sudah sejak tadi dia nungguin kami di sana.” Ujar Tina yang tengah mengerjakan tugas di rumah Rara.
“Bi, bilang saja ke Sinta yang ada di depan rumah kalau aku sedang pergi kemana atau gak ada gitu ya.” Pinta Rara kepada Bibi yang bekerja sebagai pembantu di rumahnya.
“Iya Non. Bibi sampaikan.”
“Ra, kenapa kamu seperti itu sama Sinta. Dia pastinya sudah datang jauh-jauh. Kenapa kamu usir. Gak enak kan. Kasihan dia. Dia juga anak yang baik Ra.” Ujar Tina menasihati Rara.
“Dari luarnya dia memang orang yang baik, ramah dan juga manis. Tapi masa kamu mengukur sifat seseorang hanya dengan itu saja. Dia itu manis di luar namun di dalamnya pahit tahu.” Jawab Rara setengah sinis.
“Pahit gimana Ra?” Ujar Tina kembali bertanya.
“Dia itu sering membicarakan keburukan orang lain. Bahkan di belakang ia sering membicarakan temannya sendiri. Pokoknya banyak yang tidak dapat aku jelaskan Tin. Lihat saja diri kamu. Kamu memang judes, ceplas ceplos denganku. Namun setidaknya kamu memiliki hati yang tulus Tin. Bukan sahabat yang dari luarnya baik namun dalamnya busuk. Dalam berteman, aku tidak membutuhkan tampilan luar seseorang Tin.” Jelas Rara kepada Tina.
Komentar
Posting Komentar