Menulis naskah drama dari sebuah cerpen Kls 8A (Senin, 30-3-2020)
MATERI
KELAS 8A SENIN, 30 MARET 2020
PEMENTASAN
DAN PEMBUATAN NASKAH DRAMA
Setelah kita menulis naskan drama, belum sempurna jika
naskah drama tersebut tidak dipentaskan. Oleh karena itu, berikut adalah
langkah-langkah pementasan drama.
Langkah-langkah pementasan drama:
1. Melakukan pembedahan secara bersama-sama terhadap isi
naskah yang akan dipentaskan. Hal ini dimaksudkan agar semua calon pemain
memahami isi naskah drama.
2. Reading, calon pemain membaca keseluruhan naskah
sehingga dapat mengenal masing-masing peran.
3. Casting, melakukan pemilihan peran. Tujuannya agar
peran yang akan dimainkan sesuai dengan kemampuan akting pemain.
4. Mendalami peran yang akan dimainkan. Hal ini bisa
dilakukan dengan mengadakan pengamatan di lapangan terhadap peran yang akan
dimainkan.
5. Blocking, maksudnya sutradara mengatur teknis pentas,
yakni dengan cara mengarahkan dan mengatur pemain.
6. Running, pemain menjalani latihan secara lengkap mulai
dari dialog sampai pengaturan pentas.
7. Gladi resik/latihan terakhir sebelum pentas, maksudnya
semua pemain bermain dari awal sampai akhir tanpa ada kesalahan.
8. Pementasan, maksudnya semua pemain sudah siap dengan
kostumnya. Dekorasi panggung pun sudah dipersiapkan.
Karena situasi dan kondisi saat ini tidak memungkinkan untuk belajar mementaskan drama, maka tugas pada pertemuan kali ini adalah kalian
diminta untuk membuat teks drama. Namun, perhatikan penjelasan terkait tugas yang akan kalian kerjakan bahwa seperti yang sudah dibahas pada pertemuan
sebelumnya, menulis teks drama dapat dilakukan dengan:
1. Berasal dari karya yang sudah ada, misalnya membuat
teks drama dari sebuah cerpen, dongeng, atau fabel ( Kancil dan Buaya, Timun Mas, dll)
2. Berasal dari
orisinalitas ide, maksudnya membuat teks drama berdasar imajinasi atau
pengalaman sendiri.
C Contoh:
a. Kutipan
teks cerpen
Ayu
dan Siska adalah dua orang sahabat. Kemana pun
mereka selalu berdua. Suatu hari mereka berjalan-jalan sampai
lupa waktu hingga tak terasa sampai pukul sembilan malam. Megetahui hal itu,
Ayu sudah mulai gelisah dan mengajak Siska untuk segera pulang karena
Ayu merasa perempuan tidak sepantasnya pulang malam-malam dan juga
merasa tidak enak dengan tetangga.
Berbeda dengan ayu yang sudah gelisah, Siska tetap tenang-tenang saja.
b. Naskah
drama yang sesuai
Ayu
|
:
|
“Sudah malam lho,
Sis, kita harus cepat pulang!”
|
Siska
|
:
|
“Sudahlah,
Yu, tenang saja toh ini baru jam sembilan lebih sedikit. Jalanan masih ramai.”
|
Ayu
|
:
|
“Ih, sudah malam begini kok tenang.
Kita perempuan, masak pulang sampai larut malam. Tidak enak kan dengan tetangga.”
|
Siska
|
:
|
“Sudah, nanti saya antar kamu.” (dengan
sikap tenang)
|
TUGAS
- Ubahlah dua teks cerpen berikut menjadi sebuah teks drama!
- Perhatikan struktur teks drama, dialog, dan petunjuk
lakuannya!
- Kerjakan di selembar kertas, beri nama, difoto, dan
kirim via WA
- Pengumpulan paling lambat hari Kamis, 2 April 2020
Cerpen 1: Trauma
Seorang lelaki masih muda dengan penampilan
yang sangat rapi datang ke sebuah kantor. Ia berharap bisa diterima di
perusahaan tersebut dan bisa bekerja di sana dengan nyaman. Karena itu, ia
mempersiapkan materi dan juga kebutuhan saat wawancara kerja dengan sangat
baik. Sesampai di perusahaan.
Ada suara orang mengetuk pintu dari luar.
“Silahkan masuk!” Jawab pak Toni dari dalam
ruangan.
“Mohon maaf, apakah pak Toni ada?” Tanya
salah seorang pemuda yang memperoleh panggilan interview pekerjaan.
“Enggak, Silahkah keluar!”
“Baiklah.”
“Dimana Pak Toni? Kenapa yang berada di dalam
justru OB?” Tanya pemuda tersebut kepada salah seorang petugas yang terdapat di
liar ruangan.
“Yang di dalam itu pak Toni. Beliau memang
kerap begitu, pura-pura menjadi OB untuk mengetes karyawannya” Jelas petugas
tersebut.
“Maksudnya?”
“Berarti kami nggak lolos hari ini. Pak Toni
memang seperti itu. Dulunya beliau pernah trama karena materi dengan beberapa
karyawannya”.
Cerpen 2: Baik Luar Dalam
Di suatu siang yang cerah, dua orang gadis
bernama Rara dan Tina tengah mengerjakan tugas sekolah di rumah Rara. Mereka
mengerjakan dengan serius dan suasana nampak hening. Kemudian, seorang
perempuan yang tidak lain adalah teman mereka berdua bernama Sinta. Namun, Rara
seolah tidak mempedulikan kehadiran Sinta tersebut.
“Ra, itu di depan ada Sinta sedang nyariin
kamu. Buruan kamu temui dia. Sudah sejak tadi dia nungguin kami di sana.” Ujar
Tina yang tengah mengerjakan tugas di rumah Rara.
“Bi, bilang saja ke Sinta yang ada di depan
rumah kalau aku sedang pergi kemana atau gak ada gitu ya.” Pinta Rara kepada
Bibi yang bekerja sebagai pembantu di rumahnya.
“Iya Non. Bibi sampaikan.”
“Ra, kenapa kamu seperti itu sama Sinta. Dia
pastinya sudah datang jauh-jauh. Kenapa kamu usir. Gak enak kan. Kasihan dia.
Dia juga anak yang baik Ra.” Ujar Tina menasihati Rara.
“Dari luarnya dia memang orang yang baik,
ramah dan juga manis. Tapi masa kamu mengukur sifat seseorang hanya dengan itu
saja. Dia itu manis di luar namun di dalamnya pahit tahu.” Jawab Rara setengah
sinis.
“Pahit gimana Ra?” Ujar Tina kembali
bertanya.
“Dia itu sering membicarakan keburukan orang
lain. Bahkan di belakang ia sering membicarakan temannya sendiri. Pokoknya
banyak yang tidak dapat aku jelaskan Tin. Lihat saja diri kamu. Kamu memang
judes, ceplas ceplos denganku. Namun setidaknya kamu memiliki hati yang tulus
Tin. Bukan sahabat yang dari luarnya baik namun dalamnya busuk. Dalam berteman,
aku tidak membutuhkan tampilan luar seseorang Tin.” Jelas Rara kepada Tina.
Komentar
Posting Komentar